BLITARHARIINI.COM – Alam Kandung, sebuah destinasi wisata di Desa Tanen, Rejotangan, Tulungagung, menyimpan cerita kelam di balik pesona air terjun dan hutannya yang memukau.
Nama tempat ini tak lepas dari legenda Joko Kandung, putra Adipati Aryo Blitar I, yang konon pernah berburu di hutan ini sebelum menemukan pembunuh ayahnya.
Perburuan yang Mengubah Nasib
Menurut Juru Kunci Situs Aryo Jeding, Joko Kandung sering berburu burung di Alam Kandung. Suatu hari, di hutan inilah ia bertemu dengan Ki Ageng Sengguruh, orang yang didalangi pembunuhan ayahnya, Adipati Aryo Blitar I (Ki Ageng Nilosuwarno).
Ki Ageng Nilosuwarno adalah penguasa Kadipaten Blitar yang berpusat di Aryojeding (sekarang Rejotangan).
Ia berasal dari Tuban dan merupakan keturunan Ranggalawe, tokoh penting era Majapahit. Dari pernikahannya dengan Permaisuri Rayung Wulan, lahirlah Joko Kandung.
Pengkhianatan dari Orang Kepercayaan
Ki Ageng Sengguruh, patih kepercayaan Nilosuwarno, ternyata menyimpan niat jahat. Dewi Sulastri, istri Sengguruh yang haus kekuasaan, menghasut suaminya untuk memberontak.
“Awalnya hubungan mereka sangat erat karena satu perguruan. Namun, keserakahan Dewi Sulastri mengubah segalanya,” jelas juru kunci.
Awal Konspirasi Berdarah
Saat Permaisuri Rayung Wulan hamil, Sengguruh menyarankannya memakan ikan emas bader bang sisik kencana demi kesehatan janin. Nilosuwarno memerintahkan Sengguruh mencarikannya.
Namun, ini hanya tipu muslihat. Sengguruh memanfaatkan momen itu untuk menjalankan rencana pembunuhan.
Tragedi pun terjadi, dan Joko Kandung akhirnya mengetahui kebenaran ini saat berburu di Alam Kandung.
Tinggalkan Balasan