BLITARHARIINI.COM – Sejarah Kadipaten Blitar tak lepas dari drama pengkhianatan dan balas dendam yang melibatkan Adipati Ariyo Blitar I dan Ki Sengguruh Kinareja. Kisah ini menjadi salah satu babak kelam dalam perjalanan Blitar di era Majapahit.
Awal Konflik: Kematian Adipati Ariyo Blitar I
Setelah berhasil membuka wilayah Blitar, Adipati Ariyo Blitar I (Nilasuwarna) memimpin dengan adil. Namun, Ki Sengguruh Kinareja, patih kepercayaannya, ternyata menyimpan niat jahat.
Pada suatu masa, Ki Sengguruh melakukan kudeta dengan membunuh Adipati Ariyo Blitar I. Ia lalu mengambil alih kekuasaan dan menyandang gelar Adipati Ariyo Blitar II.
Upaya Meminang Dewi Rayung Wulan
Tak hanya merebut tahta, Ki Sengguruh juga berusaha meminang Dewi Rayung Wulan, janda Adipati Ariyo Blitar I. Hal ini semakin memicu kemarahan Djoko Kandung, putra mendiang adipati.
Balas Dendam Djoko Kandung
Djoko Kandung, yang saat itu masih muda, merencanakan pembalasan. Dengan dukungan rakyat yang masih setia pada ayahnya, ia berhasil menggulingkan Ki Sengguruh.
Meski menang, Djoko Kandung menolak dinobatkan sebagai Adipati Ariyo Blitar III. Sejarawan menduga, penolakan ini karena trauma atas kekerasan yang terjadi dalam perebutan kekuasaan.
Pelajaran dari Sejarah
Kisah ini mengajarkan tentang bahaya pengkhianatan dan pentingnya kepemimpinan yang bijaksana. Blitar sendiri kemudian berkembang di bawah pemerintahan para adipati berikutnya, meski sempat jatuh ke tangan Belanda pada abad ke-18.
Tinggalkan Balasan