Scroll untuk baca artikel
Blitar Hari ini

Pemberontakan PETA Blitar 1945: Perlawanan Dahsyat yang Menginspirasi Kemerdekaan

×

Pemberontakan PETA Blitar 1945: Perlawanan Dahsyat yang Menginspirasi Kemerdekaan

Sebarkan artikel ini
Pemberontakan PETA Blitar 1945: Perlawanan Dahsyat yang Menginspirasi Kemerdekaan

BLITARHARIINI.COM – Salah satu momen paling heroik dalam sejarah Kota Blitar terjadi pada 14 Februari 1945, ketika pasukan Pembela Tanah Air (PETA) di bawah pimpinan Soedancho Suprijadi melakukan pemberontakan terhadap pendudukan Jepang.

Pemberontakan ini disebut-sebut sebagai perlawanan terbesar tentara bentukan Jepang di Indonesia.

Dipicu oleh kesewenang-wenangan Jepang terhadap rakyat, aksi ini meski hanya berlangsung singkat, berhasil mengibarkan Sang Saka Merah Putih untuk pertama kalinya di tanah Blitar.

Partohardjono, salah satu anggota PETA, mengerek bendera merah putih di depan asrama mereka sebuah lokasi yang kini menjadi Monumen Potlot di kompleks TMP Raden Widjaya.

Menurut otobiografi Cindy Adams, Soeprijadi dan kawan-kawan sempat berdiskusi dengan Ir. Soekarno yang sedang berkunjung ke Ndalem Gebang sebelum melakukan aksi

Namun, Soekarno lebih memilih menjaga pasukan PETA sebagai modal perjuangan kemerdekaan.

Meski berakhir dengan penangkapan massal, pemberontakan ini menjadi bukti nyata semangat anti penjajahan.

Tiga bulan setelah proklamasi kemerdekaan, status “Blitar Shi” diubah menjadi Kota Blitar melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1945, menegaskan integrasinya ke dalam NKRI.