BLITARHARIINI.COM – Update data terbaru Minggu 10 Agustus 2025 yang menunjukkan bahwa harga rata‑rata konsumen di dua pasar utama Kabupaten Blitar yakni Pasar Lodoyo dan Pasar Wlingi.
Dalam data yang di pantau pukul 08:35 WIB menunjukan tidak ada komoditas yang mengalami fluktuasi sama sekali.
Seluruh 30 barang yang dipantau, mulai dari bahan pokok makanan hingga bahan bangunan, tetap dijual pada tarif yang sama seperti hari sebelumnya.
Berikut rangkaian harga yang tercatat: beras premium dipatok Rp 14.500 per kilogram dan beras medium Rp 12.500 per kilogram; gula kristal putih tetap Rp 16.000 per kilogram; minyak goreng curah, kemasan premium, dan kemasan sederhana masing‑masing berada pada kisaran Rp 16.000‑18.500 per kilogram.
Daging sapi (paha belakang) diperdagangkan seharga Rp 120.000 per kilogram, sementara daging ayam ras dan ayam kampung masing‑masing berada pada Rp 28.500 per kilogram dan Rp 77.000 per ekor. Telur ayam ras dan kampung dijual pada Rp 27.000 dan Rp 45.000 per kilogram.
Susu kental manis (Bendera) dijual Rp 13.000 per 370 gram, jagung pipilan kering Rp 6.750 per kilogram, garam batu‑buah Rp 1.010 per kilogram, dan garam halus Rp 8.500 per kilogram.
Tepung terigu (protein sedang) tetap Rp 11.000 per kilogram, kacang kedelai impor Rp 13.000 per kilogram, serta Indomie rasa kari ayam masih dijual Rp 3.500 per bungkus.
Harga cabai merah besar, bawang merah, ikan asin teri, semen Gresik 40 kg, triplek 6 mm, besi beton 6 mm, LPG 3 kg, serta semua jenis pupuk (KCL, NPK, SP 35, urea, dan ZA) tidak berubah dibandingkan hari sebelumnya.
Proyeksi ke depan
Dalam jangka pendek (1‑3 bulan), diperkirakan harga akan tetap stabil kecuali terjadi gangguan pasokan pada barang impor seperti gula atau minyak.
Pada jangka menengah (6‑12 bulan), risiko kenaikan dapat muncul bila inflasi global meningkat atau nilai tukar rupiah melemah, yang dapat memengaruhi harga bahan baku.
Tips belanja untuk konsumen
Konsumen disarankan membandingkan harga antara Pasar Lodoyo, Pasar Wlingi, dan pasar tradisional lain, memanfaatkan program subsidi atau HEM yang diumumkan pemerintah daerah, serta membeli dalam jumlah wajar untuk menghindari penimbunan yang dapat memicu kenaikan harga.
