Scroll untuk baca artikel
Nasional

Harga Emas Melonjak Lebih dari 1% ke Level Tertinggi Lima Mingguan di Tengah Ketidakpastian Pasar

×

Harga Emas Melonjak Lebih dari 1% ke Level Tertinggi Lima Mingguan di Tengah Ketidakpastian Pasar

Sebarkan artikel ini
Harga Emas Melonjak Lebih dari 1% ke Level Tertinggi Lima Mingguan di Tengah Ketidakpastian Pasar

BLITARHARIINI.COM – Harga emas mengalami kenaikan signifikan lebih dari 1 persen, mencapai posisi tertinggi dalam lima minggu terakhir pada Selasa (22/7/2025).

Lonjakan harga emas ini didorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS, di tengah ketidakpastian menjelang tenggat waktu penerapan tarif dari pemerintahan Trump pada 1 Agustus mendatang.

Harga emas di pasar spot naik sebesar 1,3 persen ke level US$ 3.394,23 per ons, yang merupakan titik tertinggi sejak 17 Juni lalu. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup dengan penguatan 1,4 persen di level US$ 3.406,40 per ons.

Penurunan indeks dolar AS (DXY) sebesar 0,6 persen membuat harga emas yang berdenominasi dolar AS menjadi lebih terjangkau bagi pembeli dengan mata uang lain.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga turun ke level terendah selama lebih dari satu minggu.

David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, mengatakan kepada Reuters bahwa menjelang tenggat waktu 1 Agustus, ketidakpastian pasar meningkat, yang menjadi faktor penguatan harga emas.

Di antara faktor lain, para pelaku pasar menilai peluang penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS kemungkinan baru terjadi pada September mendatang.

Selain itu, pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang menyebut perlunya evaluasi menyeluruh terhadap Federal Reserve sebagai institusi menambah dinamika pasar.

Spekulasi terkait kemungkinan penggantian Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan restrukturisasi lembaga tersebut kian menguat, menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar.

Emas semakin diminati sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ini karena berkinerja baik dalam kondisi suku bunga rendah.

Sementara itu, data impor emas Tiongkok, konsumen emas terbesar dunia, menunjukkan penurunan drastis. Pada Juni 2025, impor logam mulia Tiongkok hanya 63 metrik ton, terendah sejak Januari, sedangkan impor platinum turun 6,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Kondisi pasar ini menunjukkan sensitivitas harga emas terhadap evolusi kebijakan moneter dan dinamika geopolitik global menjelang bulan Agustus.