Scroll untuk baca artikel
Blitar Hari ini

Asal-usul Nama Blitar: Dari Medan Perang Majapahit hingga Kadipaten

×

Asal-usul Nama Blitar: Dari Medan Perang Majapahit hingga Kadipaten

Sebarkan artikel ini
Asal-usul Nama Blitar: Dari Medan Perang Majapahit hingga Kadipaten

BLITARHARIINI.COM – Nama Blitar ternyata menyimpan sejarah panjang yang bermula dari era Kerajaan Majapahit pada abad ke-15.

Menurut buku Bale Latar, wilayah yang kini menjadi Kota Blitar dahulu adalah hamparan hutan lebat yang belum terjamah manusia.

Nilasuwarna atau Gusti Sudomo, anak Adipati Wilatika Tuban, disebut sebagai tokoh yang “mbabat alas” (membuka lahan) Blitar.

Ia diutus Majapahit untuk menumpas sisa-sisa pasukan Tartar yang bersembunyi di hutan selatan (kini wilayah Blitar dan sekitarnya).

Pasukan Tartar ini dinilai membahayakan stabilitas Majapahit karena sering melakukan pemberontakan.

Setelah berhasil mengalahkan musuh, Nilasuwarna dianugerahi hak mengelola hutan selatan oleh Majapahit.

Tak hanya itu, ia juga diberi gelar Adipati Ariyo Blitar I, sekaligus menandai berdirinya Kadipaten Blitar.

Asal Nama “Blitar”

Nama “Balitar” (Bali Tartar) diberikan oleh Adipati Ariyo Blitar I sebagai penanda kemenangannya atas pasukan Tartar. Seiring waktu, penyebutannya berubah menjadi “Blitar”.

Penerus Kepemimpinan dan Pengkhianatan

Adipati Ariyo Blitar I memimpin dengan bijaksana. Ia menikah dengan Dewi Rayung Wulan dan dikaruniai anak bernama Djoko Kandung.

Namun, di tengah pemerintahannya, terjadi pengkhianatan oleh Ki Sengguruh Kinareja, patihnya sendiri.

Ki Sengguruh berhasil merebut kekuasaan dan membunuh Adipati Ariyo Blitar I. Ia kemudian mengambil alih tahta dengan gelar Adipati Ariyo Blitar II dan berusaha meminang Dewi Rayung Wulan.

Pembalasan Djoko Kandung

Djoko Kandung, yang mengetahui ayahnya dibunuh, akhirnya melakukan pemberontakan. Ia berhasil mengalahkan Ki Sengguruh dan seharusnya naik tahta sebagai Adipati Ariyo Blitar III.

Namun, sejarah mencatat bahwa Djoko Kandung menolak gelar tersebut, meski tetap memimpin rakyat Blitar secara de facto.

Kini, nama Blitar tetap lekat dengan kisah heroik Nilasuwarna dan Djoko Kandung. Beberapa situs sejarah, seperti Makam Adipati Ariyo Blitar I, masih bisa dikunjungi sebagai bukti perjalanan panjang kota ini.