Scroll untuk baca artikel
Blitar Hari ini

Program Makan Bergizi Gratis Dinilai Rentan Masalah, DPR Desak Pengawasan Lebih Ketat dan Audit Gizi

×

Program Makan Bergizi Gratis Dinilai Rentan Masalah, DPR Desak Pengawasan Lebih Ketat dan Audit Gizi

Sebarkan artikel ini
Program Makan Bergizi Gratis Dinilai Rentan Masalah, DPR Desak Pengawasan Lebih Ketat dan Audit Gizi

BLITARHARIINI.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah sebagai upaya meningkatkan nutrisi anak-anak Indonesia kembali mendapat sorotan tajam dari DPR RI.

Wakil Ketua Komisi IX DPR, Yahya Zaini, menilai adanya celah serius dalam pengelolaan MBG yang berisiko membahayakan kesehatan penerimanya lantaran sering terjadi insiden keracunan.

Yahya menegaskan, masalah berulang pada menu MBG seperti daging ayam yang tidak matang hingga kontaminasi asing seperti rambut dalam makanan menunjukkan lemahnya pengawasan dan kualitas kontrol.

“Audit menyeluruh terhadap kandungan gizi dan standar keamanan wajib dilakukan untuk menutup celah risiko,” ujarnya, Senin (4/8/2025).

Kasus terbaru melanda ratusan siswa dari SMPN 8 dan sekolah lain di Kota Kupang serta beberapa wilayah di NTT.

Para siswa mengalami gangguan kesehatan serius hingga harus dirawat karena diduga keracunan makanan dari paket MBG. Lebih jauh, kejadian serupa juga terjadi di Papua dan Jawa Tengah, memperkuat kekhawatiran soal manajemen MBG.

Selain menyoroti kualitas makanan, Yahya juga mengkritik rantai distribusi yang rentan menurunkan standar keamanan pangan, terutama di daerah-daerah terpencil yang minim pengawasan.

Ia menegaskan agar Badan Gizi Nasional dan Kementerian Kesehatan menjalankan sistem pengawasan terintegrasi mulai dari pengemasan hingga penyajian.

“Pengawasan yang ketat dan melibatkan tenaga kesehatan daerah sangatlah penting, agar respons dan penanganan kasus bisa optimal,” tambah Yahya, menilai peran tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam edukasi dan mitigasi risiko keracunan.

Politisi Partai Golkar ini mengingatkan pemerintah agar memperhatikan aspek kesehatan publik sebagai prioritas utama dalam implementasi MBG dan tidak hanya fokus pada target kuantitas peserta program.

“Keselamatan dan kesehatan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa harus menjadi catatan utama keberhasilan program,” tutup Yahya.