BLITARHARIINI.COM – Peringatan kemeriahan Hari Kemerdekaan RI di Kabupaten Blitar yang selama ini identik dengan suara menggema dari sound horeg kini menghadapi ancaman untuk ditiadakan.
Kapolres Blitar, AKBP Arif Fazlurrahman, menyatakan bahwa pihaknya tidak akan mengeluarkan izin untuk kegiatan sound horeg yang selama ini menjadi bagian dari pawai budaya di Blitar.
Menurut AKBP Arif, istilah ‘horeg’ sendiri sudah membawa konotasi negatif dan dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.
Selain itu, karakteristik suara horeg yang identik dengan volume suara yang sangat tinggi dan getaran yang menyengat dapat mengganggu kesehatan serta rekaman umum.
“Setelah evaluasi yang kami lakukan, kami putuskan tidak ada izin dan tidak ada toleransi untuk sound horeg karena kata- katanya sudah membawa dampak negatif,” kata AKBP Arif, Selasa (29/07/2025).
Meski demikian, Kapolres menjelaskan bahwa pelarangan ini hanya berlaku pada sound horeg dengan karakter getaran kuat dan volume yang berlebihan.
Kegiatan lain yang menggunakan sound system, seperti pawai budaya, konser, dan acara lainnya dengan izin resmi dan tanpa gangguan berlebihan, tetap diperbolehkan.
Langkah ini diambil meskipun regulasi yang mengatur sound system masih dalam proses pembuatan di tingkat provinsi.
Polisi sendiri sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang potensi gangguan dan mengimbau agar kegiatan yang menggunakan sound system dapat diselenggarakan dengan memperhatikan kenyamanan bersama.
“Sosialisasi dan mitigasi menjadi kunci agar masyarakat paham dan kegiatan dapat berjalan tanpa merugikan lingkungan sekitar,” kata dia.
Sound horeg selama ini menjadi tradisi turun-temurun yang menghidupkan suasana kebahagiaan di Blitar. Setiap desa berlomba menyemarakkan pawai dengan sound horeg yang khas, menjadi hiburan sekaligus ajang ekspresi budaya lokal.
