BLITARHARIINI.COM – Harga bahan pokok di Kota Blitar pada Kamis pagi (24/7/2025) tercatat relatif stabil di sejumlah komoditas utama, dengan sebagian kecil komoditas tertentu mengalami perubahan harga.
Data pantauan harga di Pasar Pon dan Pasar Legi menunjukkan tidak ada perubahan harga signifikan pada komoditas pokok seperti beras, gula, dan minyak goreng.
Beras premium dan beras medium tetap stabil di harga Rp 14.600 dan Rp 13.000 per kilogram. Begitu pula gula kristal putih yang bertahan di Rp 17.250 per kilogram dan minyak goreng curah dan kemasan dengan berbagai merek tetap di kisaran harga kemarin, yaitu Rp 18.900 hingga Rp 20.000 per kilogram/liter.
Daging sapi paha belakang dan daging ayam, baik ayam ras maupun ayam kampung, juga tidak mengalami perubahan harga yang berarti, masing-masing tetap pada Rp 130.000 per kilogram, Rp 31.000 per kilogram, dan Rp 70.000 per ekor. Harga telur ayam ras yang cukup penting dalam konsumsi sehari-hari juga stabil di Rp 28.000 per kilogram.
Namun, ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, seperti cabe merah keriting turun Rp 1.000 per kilogram menjadi Rp 22.000 atau turun 4,35 persen, dan cabe rawit merah yang lebih signifikan turun Rp 2.500 atau 7,25 persen menjadi Rp 32.000 per kilogram. Kentang juga ikut turun Rp 1.000 per kilogram menjadi Rp 15.000, menurun 6,25 persen dari harga sebelumnya.
Sementara tomat merah justru mengalami kenaikan harga sebesar Rp 1.000 atau 8,33 persen menjadi Rp 13.000 per kilogram, menjadi salah satu bahan pokok yang harus diperhatikan oleh konsumen.
Komoditas lain seperti bawang merah, bawang putih, ikan segar, tepung terigu, dan kacang kedelai tercatat tetap stabil tanpa perubahan harga.
Para pedagang di pasar tradisional mengungkapkan bahwa kondisi pasar yang stabil ini memberikan kelegaan bagi masyarakat karena harga-harga kebutuhan pokok tidak mengalami lonjakan signifikan yang dapat membebani pengeluaran rumah tangga.
Pengamat ekonomi lokal menilai stabilnya harga ini mencerminkan keseimbangan antara pasokan dan permintaan di pasar, namun penurunan harga cabai dan kentang perlu diwaspadai agar tidak memicu kerugian bagi petani lokal.