Scroll untuk baca artikel
Blitar Hari ini

Pemberontakan PETA Blitar 1945: Kisah Heroik Soedanco Soeprijadi dan Pejuang Pembela Tanah Air

×

Pemberontakan PETA Blitar 1945: Kisah Heroik Soedanco Soeprijadi dan Pejuang Pembela Tanah Air

Sebarkan artikel ini
Pemberontakan PETA Blitar 1945: Kisah Heroik Soedanco Soeprijadi dan Pejuang Pembela Tanah Air

BLITARHARIINI.COM – Pada 14 Februari 1945, sejarah perjuangan Indonesia mencatat babak heroik yang terjadi di Blitar, yakni pemberontakan PETA yang dipimpin oleh Soedanco Soeprijadi alias Supriyadi.

Peristiwa ini merupakan bagian dari upaya perlawanan terhadap kekuasaan Jepang yang saat itu menguasai Indonesia.

PETA, singkatan dari Pembela Tanah Air, merupakan pasukan yang awalnya didirikan oleh penjajah Jepang untuk membantu mereka dalam perang.

Namun, perlakuan tidak manusiawi terhadap rakyat pribumi membuat para serdadu PETA berbalik melawan kelaparan. Di bawah komando Supriyadi, mereka memberontak dengan penuh semangat dan keberanian.

Meskipun berani terjadi, pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh Jepang karena para pejuang PETA kalah dalam jumlah dan persenjataan.

Namun, semangat perjuangan mereka tidak pernah hilang, justru menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.

Sebagai penghargaan atas keberanian ini, pada tanggal 14 Februari 1998, Monumen PETA diresmikan berdekatan dengan Makam Pahlawan Raden Widjaja. Monumen ini menjadi simbol abadi dari perjuangan rakyat Blitar dalam merebut kemerdekaan.

Renovasi pada tahun 2007 menambah nilai monumen bersejarah dengan memasang enam patung baru yang menggambarkan rekan-rekan Supriyadi yang turut serta dalam perjuangan melawan penjajah. Patung-patung tersebut menampilkan solidaritas dan kebersamaan para pejuang PETA saat itu.

Monumen PETA kini menjadi tempat bagi warga Blitar dan pengunjung yang ingin mengenang perjuangan sejarah dan memperkuat rasa nasionalisme. Tempat ini juga dipakai untuk berbagai kegiatan edukasi dan peringatan nasional.