BLITARHARIINI.COM – Beky Herdihansah, Wakil Bupati Blitar sekaligus Ketua KONI Kabupaten Blitar, gagal memenuhi janjinya dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025.
Alih-alih membawa Blitar ke posisi 5 besar seperti yang dijanjikan, kontingen Blitar justru merosot tajam.
Berikut sederet fakta kegagalannya:
Janji 5 Besar Berubah Jadi 7 Besar, Nyatanya Jauh di Bawah 10 Besar
Beky awalnya menjanjikan Blitar masuk 5 besar Porprov Jatim 2025. Namun, mendekati pelaksanaan, ia mengubah target menjadi 7 besar dengan alasan “persiapan terlalu singkat”. Faktanya, Blitar tidak masuk 10 besar sama sekali, bahkan merosot dari prestasi sebelumnya.
2. Prestasi Merosot Drastis Dibanding Porprov Sebelumnya
- Porprov 2023: Blitar meraih 27 emas dan finis di posisi 8 besar.
- Porprov 2025: Hanya dapat 19 emas, 22 perak, 43 perunggu—jauh di bawah target dan mengalami penurunan signifikan.
3. Anggaran Naik 2x Lipat, Tapi Hasil Malah Turun
- 2024: Anggaran KONI Blitar Rp1,3 miliar.
- 2025: Naik jadi Rp2,7 miliar (naik 107%).
Namun, alih-alih meningkatkan prestasi, Blitar justru turun peringkat. Artinya, semakin besar dana, semakin buruk hasilnya.
4. Lebih Banyak Perunggu daripada Emas
Dari total 84 medali yang diraih Blitar, lebih dari 50% adalah perunggu (43 buah). Ini menunjukkan kurangnya fokus pada pencetakan juara dan hanya sekadar “asal dapat medali”.
5. Tidak Ada Evaluasi Transparan Pasca-Kegagalan
Beky hanya berkilah soal waktu persiapan pendek, tetapi tidak menjelaskan:
- Kemana dana Rp2,7 miliar dialokasikan?
- Mengapa tidak ada peningkatan kualitas atlet?
- Apa yang akan diperbaiki untuk Porprov selanjutnya?
6. Daerah Lain dengan Anggaran Lebih Kecil Justru Sukses
Kabupaten seperti Banyuwangi, Lumajang, dan Trenggalek dengan anggaran lebih kecil justru lebih sukses di Porprov 2025. Ini membuktikan bahwa masalahnya bukan pada dana, tapi kepemimpinan.
7. Blitar Semakin Tertinggal di Kancah Olahraga Jatim
Dulu, Blitar dikenal sebagai salah satu kekuatan olahraga Jatim. Namun, di bawah kepemimpinan Beky, prestasinya terus merosot, membuat Blitar kian tersisih dari persaingan.