BLITARHARIINI.COM – Aktivitas pabrik gula, Rejoso Manis Indo di Binangun, Kabupaten Blitar dan sejumlah lokasi pertambangan di Blitar menjadi sorotan.
Hal itu terungkap saat Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar audiensi dengan Polres Blitar.
Audiensi yang digelar di Ruang Perjamuan Gajah Mada Mapolres Blitar, Selasa, 22 April 2025 itu mendiskusikan beberapa persoalan yang ada di wilayah hukum Polres Blitar.
Selain itu, PMII juga menunjukkan fakta di lapangan kepada mantan Kasatlantas Polrestabes Surabaya tersebut.
“PMII mendorong pertambangan ini ditertibkan, bukan ditutup. Aktivitasnya juga harus dilihat secara luas karena menyangkut masalah ekonomi, sosial hingga masalah lingkungan,” kata Ketua PC PMII Blitar, Muhammad Thoha Ma’ruf.
Menurutnya, ada nasib masyarakat yang bekerja sebagai penambang, ekosistem lingkungan hidup hingga keselamatan pekerja yang harus dipertimbangkan. Sehingga persoalan pertambangan harus disikapi secara bijaksana.
Thoha juga menyampaikan terkait aktivitas pabrik gula, Rejoso Manis Indo di Binangun, Kabupaten Blitar yang perlu menjadi perhatian kepolisian.
Polisi harus tegas dalam menindak apabila terjadi pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pabrik.
“Industri ini berpotensi menimbulkan polusi suara, udara dan air. Termasuk truk yang membawa tebu harus diawasi, karena menyangkut keselamatan masyarakat yang berkendara di jalan,” ujarnya.
